Indonesia Menuju Rawan Pangan ?Ketika saya menyebut kerawanan pangan di Indonesia, bukan berarti tidak ada pangan sama sekali. Itu berarti dalam memenuhi kebutuhan pangan Indonesia sudah semakin bergantung kepada produk impor yang jumlahnya semakin besar dari tahun ke tahun. Inilah yang kita rasakan sekarang dengan kasus protesnya para pengrajin tahu dan tempe terkait dengan tingginya harga kedelai impor.

(lebih…)

Kang Popo, Sampeyan kok gak ceriwis kayak dulu lagi ? mbahas masalah2 ekonomi-sosial-politik negara kita? Apa Sampeyan udah kelu lidahnya ? Apa Sampeyan ini gak tertarik mbahas Ariel-Lunamaya ato Gayus, ato apa saja lah.

Kata Kang Gatot sambil menyantap sate usus di depanku.

Sekilas terbayang dibenakku yang butek ini peristiwa2 yang telah terjadi mulai dari kasus antasari, century, gayus, kemiskinan, pengangguran, demonstrasi, kerusuhan, DPR, bencana alam, pilkada, ariel-lunamaya-cut tari, rekening gendut polri, dana aspirasi dan masih banyak lagi.

Kang Popo kan makan sekolahan, paling tidak kan bisa memberi pencerahan2 terkait masalah terkini ketimbang cuma diam

Sambung Kang Gatot yang terlihat menikmati sate usus kesukaannya.

Hehe … Mas Gatot bisa aja
Lha saya ini bisanya apa to? wong saya juga kerjanya cuma buruh ketik nyambi jualan angkringan. Ndak pantes saya ini ngasih statemen2. Lha wong pikiran saya ini dah mumet buat mikir nafkah keluarga malah diminta mikir yang lain … Hehehe

Kalo boleh mengutip Mas Tukul Arwana, “Silent is Gold”, saya berprinsip buat apa ngomong sampe berbusa2 namun tidak ada tindak lanjutnya? Adalah lebih baik bagi saya apabila bisa Migunani Tumraping Liyan – Sekecil apapun kebaikan yang kita perbuat bisa bermakna besar bagi orang lain. Berguna bagi sesama membuat hidup lebih berarti.

Masih banyak saudara2 kita disekitar kita yang membutuhkan kita, banyak yatim piatu yang membutuhkan kasih sayang kita, begitu pula saudara2 kita yang fakir lagi miskin, saudara2 kita yang sakit namun tidak bisa berobat, dan lain sebagainya.

Diam itu emas, Saudaraku … asalkan memiliki  kepedulian terhadap sesama.

uang pecahan 2000 baruBelum lama masuk bulan Ramadhan, sebagian masyarakat sudah mulai sibuk mencari pecahan uang baru untuk dibagi2kan di kampung halaman. Dari beberapa orang yang saya temui pecahan 2000-an lah yang paling banyak dicari masyarakat karena merupakan pecahan uang baru.

Mungkin bagi masyarakat kebanyakan munculnya pecahan uang baru 2000-an ini disambut dengan gembira. Namun bagi saya ini merupakan pertanda kemunduran ekonomi kita. Terbitnya pecahan uang 2000-an ini tak lain adalah inflasi.  Sejak Maret 2007, Bank Indonesia berencana menerbitkan uang kertas (UK) baru, pecahan Rp 2000,- dan Rp 20.000,- lalu menarik uang kertas Rp 1000,- bergambar Pattimura untuk digantikan dengan koin baru Rp 1.000,- yang bahan metalnya lebih murah dari koin Rp 1.000,- seri Kelapa Sawit (1993 – 2000). Dengan ditariknya pecahan 1000-an maka pecahan terkecil adalah 500-an, sedangkan koin 100-an dan 200-an bisa dipastikan tak lama lagi akan menghilang dengan sendirinya.

Inflasi maupun masalah2 moneter lainnya tidak perlu terjadi jika kita menggunakan standar emas dan perak dalam mata uang kita. Ketika dunia menggunakan emas dan perak sebagai mata uang, tidak pernah terjadi sama sekali masalah-masalah moneter, seperti inflasi, fluktuasi nilai tukar, dan anjloknya daya beli. Profesor Roy Jastram dari Berkeley University AS dalam bukunya The Golden Constant telah membuktikan sifat emas yang tahan inflasi. Menurut penelitiannya, harga emas terhadap beberapa komoditi dalam jangka waktu 400 tahun hingga tahun 1976 adalah konstan dan stabil.

Dalam sistem Bretton Woods yang berlaku sejak 1944, dolar masih dikaitkan dengan emas, yaitu uang US$35  dapat ditukar dengan 1 ounce emas (31 gram). Namun pada 15 Agustus 1971, karena faktor ekonomi, militer, dan politik, Presiden AS Richard Nixon akhirnya menghentikan sistem Bretton Woods itu dan dolar tak boleh lagi ditukar dengan emas. . Mulailah era nilai tukar mengambang global yang mengundang banyak masalah. Dolar semakin terjangkit penyakit inflasi. Pada tahun 1971 harga resmi emas adalah US$38  per ounce. Namun pada tahun 1979 harganya sudah melonjak jadi US$450 per ounce.

Uang Dinar Emas

Percayakah anda bahwa harga 1 ekor kambing tidak berubah selama 14 abad? Pada jaman Nabi Muhammad SAW, diriwayatkan bahwa harga seekor kambing berkisar antara 0.5 – 1 Dinar, dan itu belum berubah sampai dengan sekarang. Merujuk pada sistem dinar emas islam, maka 1 dinar sama dengan 4,25 gram emas 22 karat. Maka 1 dinar emas saat ini setara dengan 1,3 juta rupiah.

Alih2 menjadi budak perbankan international yang menggunakan sistem riba, kita sebaiknya mulai berpaling ke sistem ekonomi islam yang menggunakan standar dinar-dirham sebagai mata uang yang telah terbukti tahan terhadap berbagai macam masalah moneter. Andai saja pemerintah mau memperhatikan dan mau meninggalkan sistem ekonomi kapitalis.

Ramadhan telah datang menghampiri kita, kembali kita terlarut dalam kesibukan peribadatan di dalam bulan yang mulia ini. Dulu semasa menjadi mahasiswa, bulan ramadhan adalah bulan yang penuh barakah bagi kami para mahasiswa dari golongan menengah ke bawah. Di bulan ramadhan waktu itu kami bisa menghemat hampir 50% lebih dari budget bulanan kami, meskipun untuk ukuran Yogyakarta waktu itu biaya hidup sehari2 masih tergolong murah. Karena di hampir setiap masjid selalu menyediakan menu takjil untuk berbuka puasa. Menu takjil itupun sangat variatif dari masjid ke masjid.

Bagi yang tinggal dilingkungan UGM mungkin masih ingat buka puasa bersama di gelanggang ugm, meskipun menu sangat sederhana (kadang ikan, kadang secuil telor) namun sangat bermakna. Jika menginginkan menu yang lebih bisa datang ke masjid2 yang cukup besar seperti masjid syuhada.

Berbeda dengan ketika menjadi mahasiswa, ketika telah berkeluarga anggaran belanja keluarga yang seharusnya juga turun (karena puasa) malah justru naik ± 25%. Karena harga kebutuhan pokok telah naik menjelang bulan ramadhan. Saya yang bodoh ekonomi ini tidak habis pikir, kenapa disaat orang mengurangi kebutuhannya justru harga malah naik ? Bukankah hukum ekonomi menyatakan harga kebutuhan berbanding lurus dengan permintaan ? Apakah permintaan justru naik di bulan Ramadhan ?

Menjelang bulan ramadhan, pemerintah telah menyatakan stok sembako untuk bulan ramadhan dinyatakan cukup. Berarti paling tidak pemerintah sudah mengantisipasi adanya kemungkinan permintaan yang naik di bulan ramadhan. Namun kenyataannya stok yang cukup tersebut tidak dapat mengantisipasi naiknya harga kebutuhan pokok di bulan ramadhan.  Masyarakat juga nampaknya sudah biasa menghadapi naiknya harga sembako di bulan ramadhan.  Masalahnya adalah kenapa harga sembako harus naik ? 😀

MisterPopo ngaturaken sugeng siyam …  Happy Fasting!

Entah kenapa akhirnya saya terjerembab ke dalam keterbingungan politik (kosakatanya bener gak ya?), saya bukan tipe orang yang taklid/fanatik secara mambabi ngepet terhadap satu kandidat capres/cawapres. Saya juga bukan orang yang cuma bisanya cuma ikut2an saja. Saya cuma rakyat kecil yang pingin negeri ini menjadi negeri yang gemah ripah loh jinawi, aman, damai, makmur dan sejahtera.

Saya belum memutuskan siapa yang akan saya pilih tgl 8 Juli nanti … atau mungkin bisa saja saya memutuskan untuk tidak datang ke TPS.  Saya khawatir negeri ini jatuh ke pihak yang salah. Bukankah kekhawatiran saya berdasar ? Seandainya pemimipin negeri ini hanya dipilih melalui forum musyawarah para alim (cendekiawan) dan ulama (pemuka agama) terpilih (bukan DPR/MPR sekarang lho) tentunya kekhawatiran saya tidak sebesar ini.

Swing Votter seperti saya ini paling2 hanya bisa memilih yang terbaik diantara yang jelek, dan itu pun saya masih bingung untuk memilih siapa.

So, who’s your President ?